Metode Simple MUSYAHADAH

 
 
 
 
 
 
5 Votes

Assalamu Alakum Warahmatullahi Wb.Wr
Segala puji hanya Layak Bagi Allah Tuhan semesta Alam, yang kasih sayangnya meliputi segala sesuatu, yang bersifat Jaiz, yang tiada sekutu bagiNya.
Salam dan Syalawat atas Muhammad Nur Dzat Allah, Rahasia segala sifat, yang mengalir didalam seluruh Asma dan Af’al Allah, Cahaya keindahan Ma’rifat, sumber dari segala ciptaan, Rahmat bagi SELURUH ALAM.
Kali ini saya akan membahas sedikit tentang Tarikat Dzasyiliyah, didalam konteks pemahaman ma’rifat tarikat ini adalah tarikat yang paling simple dan mudah dipahami.
Namun demikian sebagai catatan, tarikat ini sangat menekankan kepada ibadah syariat sebagai landasan, yang artinya seorang dzasyiliyah tetap wajib melaksanakan segala ibadah2 syariat dan diharamkan bagi mereka untuk meninggalkan satu jenis syariat yang telah menjadi ketentuan dari Allah dan Rasul-Nya.
METODE .
Segala macam “perbuatan” (sikap atau laku) apakah perbuatan diri sendiri ataupun perbuatn yang terjadi diluar dirinya, adalah termasuk dalam 2 macam pengertian. Pengertian Pertama dinamakan MUBASYARAH dan pengertian ke dua dinamakan TAWALLUD. Kedua macam pengertian ini tidak terpisah satu sama lain.
Contohnya adalah sebagai berikut :
  1. a)      Gerakan Pena ditangan seorang penulis, ini dinamakan MUBASYARAH (terpadu) karena adanya “perpaduan” dua kemampuan kodrati yaitu kemampuan kodrati gerak tangan dan kemampuan kodrati gerak pena.
  2. b)      Gerakan batu yang lepas dari tangan pelempar. Hal ini dinamakan TAWALLUD (terlahir) karena lahirnya gerakan batu yang dilemparkan itu adalah kemampuan kodrati gerak tangan.
Namun pada hakekatnya kedua macam pengertian itu (Mubasyarah dan Tawallud) adalah af’al Allah s.w.t., didasarkan kepada dalil/nas Al Qur’an :
(Wallahu Kholaqakum wa maa ta’maluun)
Artinya : Allah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu lakukan
Syekh Sulaiman Al Jazuli r.a. menyebutkan dalam syarah/penjelasan Kitab Dala-ilul Khairat bahwa apapun juga yang dilakukan oleh hamba, perkataan, tingkah laku, gerak dan diam, namun semua itu sudah lebih dahulu pada Ilmu, Qodo dan Qodar/Takdir Allah s.w.t.
Firman Allah di dalam Al Quran :
(Wa ma ramaita idz ramaita walaakunnallahu ramaa)
Artinya : Tidaklah Engkau yang melempar (Hai Muhammad) tetapi Allah-lah yang melemparkan ketika Engkau melempar
(La haula wa la quwwata illaa Billahil’aliyyil azhiem)
Artinya : Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan (daya dan kekuatan) Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung
Hadist Rasulullah s.a.w.
(La Tataharru dzarratun illaa bi idznillaahi)
Artinya : Tidak bergerak satu zarrah juapun melainkan atas izin Allah.
Penjelasan :
”  “ﻻ”  Lam Alif
Dalam Ayat dan Hadist Rasullah tersebut diatas terdapat Alif Lam yang dinamakan Alif Lam “Istigraqil Jinsiyah” yang artinya “La” (Tidak) atau (ketidak mampuan) mahluk dalam pengertian yang sebenar-benarnya, bukan pengertian majas yang bisa berubah ataupun diberi pengertian yang berbeda. Alif lam tersebut  (Qadim) mutlak adalah hanya Allah yang Maha berkehendak, Maha memberi Gerak, Maha Berkuasa atas apapun, dalam artian, manusia atau mahluk tak dapat melakukan apapun, kecuali atas kehendak Allah atas mahluknya, jadi gerak dan diamnya seluruh mahluk dan alam semesta ini terlebih dahulu telah berada pada ketentuan Qadar/Qadanya Allah, maka sesungguhnya yang di maksud usaha ataupun ihktiar pada mahluk (manusia) tak lain adalah datangnya dari ketentuan Allah juga, bukan atas kehendak mahluk (manusia) nya itu sendiri.
Apabila anda tetap selalu atas pandangan (Musyahadah) Tauhidul Af’al dengan penuh yakin (Tahkik) maka terlepaslah anda dari pada penyakit dan bahaya Syirik Khofi sebagaimana tersebut diatas.
Sehingga akhirnya anda dapat menyaksikan dengan jelas bahwa yang berupa UJUD MAJASI (Ujud bayangan) ini lenyap dan hilang sirna, dengan nyatanya NUR UJUDULLAH yang hakiki.
Pada tingkatan ini, berarti Fana (lenyap) segala perbuatan mahluk-perbuatana anda sendiri ataupun perbuatan yang lain dari anda –  karena “nyatanya” perbuatan Allah Yang Maha Hebat.
Jahat/jelek ataupun baik pada hakekatnya dari pada Allah.
Sebagaimana Saya kemukakan di atas berkali kali bahwa segala macam perbuatan, kejadian, peristiwa apapun yang terjadi pada hakekatnya adalah perbuatan Allah s.w.t., yang jahat ataupun yang baik.
Dapat dikatakan demikian, karena didasarkan atas keterangan Hadis Rasulullah s.a.w. di dalam doa Beliau :
(Allahumma Inni A’udzubika minka)
 “Ya Allah, Hamba berlindung kepadaMu dari segala kejahatan yang datang dari padaMu”

Catatan :
Dalam Hadis lain ada pula isti’adzah (permohonan berlindung diri) yang diajakarkan oleh Rasulullah s.a.w. “Allahumma inni a’udzubika min syarri ma kholakta” artinya : Ya Allah hamba berlindung kepadaMu dari segala kejahatan yang Engkau ciptakan.
Kalau sekiranya kejahatan/kejelekan itu bukan dari pada Allah pada hakekatnya, maka tidak mungkin Beliau mengucapkan doa demikian.
Allah berfirman :
(Qul Kullun Min Indillahi)
Katakanlah olehmu (hai Muhammad) segala-galanya adalah dari sisi Allah”
Sebagian dari Arif Billah memberikan sebuah maisal (contoh) untuk sekedar mendekatkan paham- namun bukan berarti tepat demikian hubungan hamba dengan Allah, Ialah :
“Laksana wayang yang dimainkan oleh dalang dengan bermacam gerak dan laku”
Namun semua gerak dan laku si wayang itu adlah suatu “kenyataan” (mashhar) dari pada perbuatan dan laku pak dalang semata-mata, bukanlah gerak dan laku dari wayang itu sendiri.
Meskipun demikian bahwa segala macam perbuatan, peristiwa, kejadian dan sebagainya dalam arti hakiki adalah Af’al Allah- tapi janganlah anda tafsirkan “gugur taklif syara” artinya hilang bagi anda kewajiban hukum. Jangan pula hendaknya di itikadkan, lalu melepaskan Syariat Muhammad  (ketentuan hukum Islam)
Apabila sekiranya anda sampai berkeyakinan/beritikad, gugur taklif syara (atau tidak perlu bersyariat lagi) maka jatuhlah anda kedalam golongan yang dinamakan Kafir Zindik (na’udzubillahi min dzalik).
Oleh sebab itu pegang teguhlah Syariat Muhammad tetap dan terus menerus musyahadah Af’al sehingga anda selamat dalam arti yang sebenarnya.
“Tidak ada yang berbuat pada hakikatnya melainkan Allah, tidak ada yang hidup pada hakikatnya melainkan Allah dan tidak ada yang Maujud pada hakikatnya melainkan Allah”
falillahi asma’ul husna fad’uhu biha. Allah ta’ala menentukan dirinya dengan nama bukan dengan sifat. Dan sesungguhnya yang kamu seru itu adalah dia yang mendengar (Sami’un).
Kalau Allah itu bersifat berarti Allah itu majhul, karena yang butuh sifat adalah dzat yang tidak diketahui.
Tauhidul asma’ adalah maqom kedua yang dianugerahkan kepada salik, maqom ini adalah natijah dari maqom pertama (tauhidul af’al), dan yang akan menyampaikan maqom selanjutnya (tauhidus sifat).
Ismun jami’ syuhudul katsroh fil wahdah, sekalian alam ini adalah dari Allah yang satu
Ismun mani’ syuhdul wahdah filkatsroh, dari Allah jua lah terbitnya alam semesta. Sekalian alam ini adalah madzharnya Allah.
Kita kendatipun faham tentang ilmu tauhid tetapi tidak boleh meninggalkan etika, syariat.
Oleh karena itu uraian tauhid tidak boleh meninggalkan syari’at. Simpan tauhid sebagai syuhud musyahadah, jalankan syariat dengan baik dan benar sesuai perintah, contoh Nabi.
Tauhidussifat memandang segala sifat yang berdiri pada dzat adalah sifat Allah. Tidak ada yang mendengar kecuali dengan mendengarnya Allah. Tidak ada bagi hamba sekalian itu mempunyai sifat, kecuali hanya sebagai madzhar sifat Allah. Mengesakan Allah ta’ala dalam segala sifat, sirna semua sifat mahluk di bawah sifat Allah. Sifat sifat 20 itu pada hakikatnya adalah yang dikehendaki dalam asma’ul husna. Pandang, syuhud, baik dengan mata kepala atau mata hati, i’tiqodkan hasil pandangan syuhud tersebut yakini bahwa segala sifat yang berdiri pada dzat yang madzhar pada mahluk seperti sifat qudroh irodah ilmun hayatun sama’ bashor kalam semua itu nyata terlihat dan dirasakan oleh kita bahkan oleh mahluk lain bahwa itu semua bersifat majazi (ja’iz/ ada tapi bukan milik.  Hakikatnya yang memiliki semua sifat itu adalah Allah. Orang yang mengakui yang bukan haknya itulah seburuk buruk orang dan itulah yang disebut bid’ah dzolalah. Sifat yang berdiri pada dzat Allah yang bisa kita ketahui adalah kuasa, berkehendak,Ilmu, hidup, mendengar, dan berkata (sifat maani) sifat sifat itu ada pada manusia yang kemudian menjadi sifat ma’nawiyah (subyek). kuasa menjadi yang berkuasa, kehendak menjadi yang berkehendak dll. Subyek yang ada pada mahluk itu menjadi madzhar nya Allah sebagai sifat yang majazi. Yang terasa pada kita itu hakikatnya milik Allah, sebut saja itu adalah sekedar pinjaman. Diumpamakan seperti cahaya, itu adalah cahaya Allah. seperti bumi menjadi terang bukan karena bumi itu terang tetapi karena cahaya matahari yang menyinarinya. Jika sudah benar, tahqiq, cara pandang, cara syuhud, niscaya kita akan tenggelam.
Wa Qolbuhu Ladzi Yuddzmiru bi
Kaifiyat tajalli sifat engkau pandang bahwa hamba yang mendengar itu dengan Allah, hamba yang melihat itu dengan Allah, yang berkata kata itu dengan Allah yang berkehendak itu dengan Allah dst, maka lengkaplah keyakinan kita, inna sholati wa nusuki …..lillahi robbil alamin, LI adalah milik bukan diartikan untuk.
Syariat qouli wa thoriqotu fi’li wa haqiqotu haali wa ma’rifatul ro’sul maali. Tidak ada harta yang paling istimewa kecuali ilmu yang yuntafa’ ubih, ilmu itu bisa berupa ilmu lahir bisa berupa ilmu bathin, ilmu rahasia, ilmu yang menyinari (linuriyahu) yang rahmah dan berkah, rahmah berkaitan akherat berkah berkaitan dengan dunia. Ilmu sebagai kunci dunia dan kunci akherat. Ilmu adalah sifat Allah yang nyata nurnya pada kita.
Fahami sifat nafsiah, yaitu wujud. Kemudian lima sifat salbiyah. Wujud itu artinya diri. Salbiyah itu mahkota wujud, keagungan wujud. selanjutnya tujuh sifat ma’ani. Ma’ani itu masdar akar kata, sumber, atau inti. dan tujuh sifat ma’nawiyah sebagai pengembangan sifat ma’ani. Qudroh artinya kuasa, pada saat nyata berkembang menjadi qodirun, artinya yang kuasa.Ketika sudah berbentuk ma’nawiyah (maf’ul) maka mengandung makna pelaku dan ada kata kerjanya, dan mengandung pula objek. (lihat dalam bab sifat ma’ani dan sifat ma’nawiyah)
Dalam KeEsaanNya Dzat mempunyai bermacam-macam Asma dan bermacam-macam Sifat. Keberagaman Asma dan Sifat tidak menyebabkan Dzat bertambah menjadi lebih dari satu.  Dalam ke Esaan Nya, Dzat tidak menjadi berjenis-jenis.
Sifat yang beragam, pasangan dan juga kebalikkannya adalah satu didalam aspek keEsaan Dzat.  Misalnya Sifat Jamal-Terang dan Jalal-Gelap, Asma Hadi ( Yang Memberikan Petunjuk ) dan Asma Mudzil ( Yang Menyesatkan ), dimana Asma yang satu tidak mengganggu Asma yang lain.  Dengan demikian :
Siapapun yang telah diberi petunjuk Allah, maka tak ada sesuatu apapun yang bisa menyesatkannya, dan siapapun yang telah disesatkan Allah, Rosulullahpun tidak bisa meluruskannya.
Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang dapat petunjuk dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapat seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepada-Nya ( AL KAHFI 18 : 17 )
Siapa-siapa yang dikehendaki Allah dibiarkan-Nya sesat, siapa-siapa yang dikehendaki Allah ditempatkan-Nya di jalan yang lurus ( AL AN’AM 6 : 39 ).
Sesungguhnya Dzat tidak mempunyai manifestasi apapun tanpa manifestasi dari Asma dan Sifat. Apapun yang ada, sifat baik maupun sifat jahat adalah merupakan akibat dari manifestasi Asma dan Sifat, bukan manifestasi dari Dzat.
Bersabarlah menunggu keputusan Tuhan-mu, sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami dan bertasbihlah dengan memuji Tuhan-mu sewaktu kau bangkit berdiri dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu malam dan tatkala bintang-bintang tenggelam saat fajar ( ATH-THUR 52 : 48-49 ).
Setelah kita menggali dan mempelajari kerangka teoritis atau hipotesa tentang Dzat serta penurunan martabat Dzat sampai kepada rincian Wahidiyyah maka secara garis besarnya akan tampak empat kerangka dasar dari hipotesa tersebut :
  1. WUJUD (KEBERADAAN, ESENSI, EKSISTENSI).
Adalah merupakan manifestasi dari sesuatu yang sebelumnya tidak ada, menjadi ada. Dari bentuk imaginer (a’yan-I-tsabiita) dalam pengetahuan Tuhan, kemudian Tuhan yang menjadikan mereka wujud. Dari esensi Dzat, muncul eksistensi Dzat kemudian muncul kehidupan dalam tahapan Wahidiiyyah.
     2. ILMU (PENGETAHUAN).
Adalah suatu konsepsi (ide) serta aktualisasi atau pembuktian dan perwujudan dari objek-objek yang diketahui. Hanya Tuhan yang memiliki semua ilmu. Dia Yang maha mengetahui segala sesuatu. Dari pengetahuan diri, menjadi pengetahuan akan kemampuan diri yang maha mendengar, maha melihat … kemudian terealisir menjadi panca indera.
    3. NUR ( CAHAYA, KEPRIBADIAN, EGO ).
Adalah manifesatasi Diri Nya sendiri sehingga Dia tampak sebagai yang lain. Dia membimbing dengan Cahaya Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia adalah Cahaya langit dan bumi. Dia sebagai Nurul Ilman,  Nurul Iman, Nurul Islam dan Nurul Ihsan.
    4. SYUHUUD ( KETAATAN, KEKUASAAN, KEHENDAK ).
Kesadaran akan potensi diri akan menimbulkan ketaatan, kekuasaan dan kehendak. Dia sendiri yang maha taat akan janji Nya. Dia yang ditaati dan Dia adalah ketaatan itu sendiri. Dia membuktikan Ketaatan Dirinya sendiri melalui proses-proses Tanuzzulaat secara bertahap, merupakan suatu proses keluarnya yang ghoib (yang tidak tampak) dan internal (bathin) menjadi tampak (eksternal), merupakan proses penyaksian dari Dirinya Sendiri melalui Cerminnya sendiri.

WASSALAM..





Ijazah Shalawat NurDzati

 
 
 
 
 
 
11 Votes

Ijasah sholawat Nuridzati :
  1. Solat taubat dan hajat 2 rakaat
  2. Tawassul :
– Nabi saw
– Malaikat (Jibril, mikail, isrofil, isro’il)
– Sahabat Nabi (Abu Bakar sidiq ra, Umar ra, Usman ra, Sayyidina Ali karomallahu wajhah
– Syekh Abdul Qodir Jaelani
– Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili
(Tawassul boleh yang biasa dilakukan yang terpenting tambahannya yaitu kepada Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili)
  1. Basmalah, syahadat, istigfar, hauqolah, ya Allah…. 3x
Sebelum membaca Shalawat terlebih dahulu di buka dengan membaca :
“Allahamdulillaahilladzii Arsala Ilaina Faatihut Dauratil Kulliyyatir Rabba Niyyatil Qudziyyati”
Dan ditutup dengan kalimat :Al Anbariyyatin Nadiyyatil Maskayatil Khaash-shatil Muhammadiyyatil Kaamlati Makmalati Ahadyyati”
  1. Allohumma sholi wa salim wa barik ala sayidina muhammadinin nurid’dzati was sirris saari fi sairil asmai wash shifati wa ala alihi wa shobihi wa salim. 41x
Diamalkan selama 7 malam, dan sehabis solat fardhu no 3 dibaca 3x dan no 4 dibaca 3/7x.

Hal Tersembunyi dalam HURUF HIJAIYAH

 
 
 
 
 
 
4 Votes

RAHASIA HURUF
Berdiri, seperti huruf Alif
Berlutut, seperti huruf Dal
Sujud, seperti huruf Mim.
مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاء عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاء بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعاً سُجَّداً يَبْتَغُونَ فَضْلاً مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَاناً سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْراً عَظِيماً
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam- penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu’min). Allah menjanjikan kepada orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. AL-FATH ayat 29)
Ada dua puluh sembilan huruf Hijaiyah. Awalnya adalah alif, kemudian ba, kemudian ta, dan akhirnya adalah ya. Huruf kedua, Ba, merangkum semua pengetahuan tentang wujud semesta. Ba adalah Bahr, Samudera. Setiap wujud sejatinya meng-ada di dalam “samudera” abadi ini. Renungkanlah perlahan sekali…
Ba-Bahr Al Qudrah-Samudera Kehendak
Tubuh kita dan segala benda-benda, air yang kita teguk dan udara yang kita hirup, segala yang kita lihat sentuh dan rasakan, padat cair dan gas, semuanya terbangun dari atom-atom. Kita semua sudah tahu itu. Meski atom bukanlah elemen terkecil dari benda-benda, sebagaimana telah ditunjukkan oleh para ahli fisika kuantum, mari kita batasi perjalanan kita hanya sampai di atom ini. Inti atom (nucleus) merupakan pusat atom. Seberapa besar inti atom ini? Jika kita perbesar ukuran sebiji atom menjadi sebesar bola berdiameter 200 meter, maka besarnya inti atom adalah sebesar sebutir debu di pusatnya.
Hebatnya, sebutir debu ini membawa 99,95% massa atom seluruhnya yang dipadatkan oleh strong nuclear force ke dalam partikel proton. Sementara elektron-elektron sangatlah ringan dan bergerak mengelilingi proton pada jarak yang jauh sekali. Seberapa jauh? Jika kita perbesar ukuran elektron menjadi sebesar biji kelereng, maka jarak antara elektron ini ke inti atom adalah sejauh satu kilometer! Ada apa di antara elektron dengan proton? Tidak ada apa-apa. Hanya ruang kosong semata sepanjang jarak satu kilometer itu!
Sebutir garam terdiri dari banyak sekali atom. Jika kita bisa menghitung satu milyar atom dalam sedetik, maka kita membutuhkan lebih dari lima ratus tahun untuk menghitung jumlah seluruh atom di dalam sebutir garam saja! Atom-atom itu secara rapi membangun wujud sebutir garam. Dan di dalamnya terbentang ruang kosong di antara atom-atomnya. Sebagaimana samudera. Sebutir garam mewujud di dalamnya. Ia “berenang” dan meng-ada di dalamnya. Juga kita dan semua benda-benda.
Wujud kita sejatinya selalu berada di dalam samudera ruang kosong….di dalam samudera atomis gaya-gaya….di dalam samudera kehendakNya (Bahr al-Qudrah)…
Dari Husein bin Ali bin Abi Thalib as. :
Seorang Yahudi mendatangi Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as bersama Nabi.
Yahudi itu berkata kepada Nabi Muhammad SAW : “apa faedah dari huruf hijaiyah ?”
Rasulullah SAW lalu berkata kepada Ali bin Abi Thalib as, “Jawablah”.
Lalu Rasulullah SAW mendoakan Ali, “ya Allah, sukseskan Ali dan bungkam orang Yahudi itu”.
Lalu Ali berkata : “Tidak ada satu huruf-pun kecuali semua bersumber pada nama-nama Allah swt”.
Kemudian Ali berkata :
  1. “Adapun Alif artinya tidak ada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup dan Kokoh,
  2. Adapun Ba artinya tetap ada setelah musnah seluruh makhluk-Nya.
  3. Adapun Ta, artinya yang maha menerima taubat, menerima taubat dari semua hamba-Nya,
  4. adapun Tsa artinya adalah yang mengokohkan semua makhluk “Dialah yang mengokohkan orang-orang beriman dengan perkataan yang kokoh dalam kehidupan dunia”
  5. Adapun Jim maksudnya adalah keluhuran sebutan dan pujian-Nya serta suci seluruh nama-nama-Nya.
  6. Adapun Ha adalah Al Haq, Maha hidup dan penyayang.
  7. Kha maksudnya adalah maha mengetahui akan seluruh perbuatan hamba-hamba-Nya.
  8. Dal artinya pemberi balasan pada hari kiamat,
  9. Dzal artinya pemilik segala keagungan dan kemuliaan.
  10. Ra artinya lemah lembut terhadap hamba-hamba-Nya.
  11. Zay artinya hiasan penghambaan.
  12. Sin artinya Maha mendengar dan melihat.
  13. Syin artinya yang disyukuri oleh hamba-Nya.
  14. Shad maksudnya adalah Maha benar dalam setiap janji-Nya.
  15. Dhad artinya adalah yang memberikan madharat dan manfaat.
  16. Tha artinya Yang suci dan mensucikan,
  17. Dzha artinya Yang maha nampak dan menampakan seluruh tanda-tanda.
  18. Ayn artinya Maha mengetahui hamba-hamba-Nya.
  19. Ghayn artinya tempat mengharap para pengharap dari semua ciptaan-Nya.
  20. Fa artinya yang menumbuhkan biji-bijian dan tumbuhan.
  21. Qaf artinya adalah Maha kuasa atas segala makhluk-Nya
  22. Kaf artinya yang Maha mencukupkan yang tidak ada satupun yang setara dengan-Nya, Dia tidak beranak dan tidak diperanakan.
  23. Adapun Lam maksudnya adalah maha lembut terhadap hamba-nya.
  24. Mim artinya pemilik semua kerajaan.
  25. Nun maksudnya adalah cahaya bagi langit yang bersumber pada cahaya arasynya.
  26. Adapun waw artinya adalah, satu, esa, tempat bergantung semua makhluk dan tidak beranak serta diperanakan.
  27. Ha artinya Memberi petunjuk bagi makhluk-Nya.
  28. Lam alif artinya tidak ada tuhan selain Allah, satu-satunya serta tidak ada sekutu bagi-Nya.
  29. Adapun ya artinya tangan Allah yang terbuka bagi seluruh makhluk-Nya”.
Rasulullah lalu berkata “Inilah perkataan dari orang yang telah diridhai Allah dari semua makhluk-Nya”.
Mendengar penjelasan itu maka yahudi itu masuk Islam.
Dari Ibrahim bin Khuttab, dari Ahmad bin Khalid, dari Salamah bin Al Fadl, dari Abdullah bin Najiyah, dari Ahmad bin Badil Al Ayyamy, dari Amr bin Hamid hakim kota ad Dainur, dari Farat bin as Saib dari Maimun bin Mahran, dari Ibnu Abbas dan sanadnya Rosulullah SAW, ia berkata: “Segala sesuatu ada penjelasan (tafsir)nya yang diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak mengetahuinya”.
Kandungan empat unsur alam  semesta dalam huruf hijaiyah, yaitu:
  1. Unsur api : alif, haa’, tha’, shad, mim, fa’, syin.
  2. Unsur udara : ba’, wawu, ya’, nun, shat, ta’, dha’.
  3. Unsur air : jim, za’, kaf, sin, qaf, tsa’, zha’.
  4. Unsur tanah : ha’, lam, ‘ain, ra’, kha’, ghain.

Pembahasan Surah An Nur Ayat 35-38

 
 
 
 
 
 
25 Votes

Maksud ayat: Surah an Nur ayat 35 – 38.
“Allah (memberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti lubang yang tak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara yang menyalakan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, iaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur sesuatu dan tidak pula di sebelah baratnya yang minyaknya saja menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya berlapis-lapis.  Allah membimbing kepada cahayanya, siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut namanya di dalamNya, pada waktu pagi dan pada waktu petang, lelaki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingati Allah dan dari mendirikan solat dan dari membayar zakat. Mereka takut pada suatu hari yang dihari itu Hati dan penglihatan menjadi goncang. Mereka yang mengerjakan demikian itu supaya Allah memberikan balasan kepada mereka dengan balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan, dan supaya Allah menambahkan kurnianya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki pada siapa yang dikehendakinya.” (An-Nur: 35-38)
Hakikat Cahaya
Kejelasan, penafsiran dan pengertian ayat misykat memberi bantuan yang amat besar dalam memahami persoalan hati dan perjalanan suluk.
Pada ayat pertama, komposisi atau komponen manusia diumpamakan dengan lubang yang tidak tembus dengan pelita dan kaca. Misykat adalah suatu lubang di dinding yang tidak tembus ke sebelahnya. Pelita sama dengan lampu, dan kaca adalah dinding yang menghimpun dan melingkupi pelita yang menerangi.
Perumpamaan ketiga-tiga komponen ini adalah perumpamaan dari manusia yang beriman yang padanya ada jasadnya, hatinya dan cahaya yang ada di dalam hati. Jasad diumpamakan dengan misykat, hati diumpamakan dengan kaca dan cahaya diumpamakan dengan pelita yang ada dalam kaca.
“Allah cahaya langit dan bumi”
Bermaksud; Dia adalah pemberi petunjuk cahaya kepada langit dan bumi; di mana tiada petunjuk di langit dan di bumi tanpa cahaya-Nya. Selanjutnya Allah mengumpamakan petunjuk-Nya sebahagian petunjuk bagi orang mukmin. Hidayah ditamsilkan dengan perumpamaan-perumpamaan, kebesaran dan kemuliaan hidayah-Nya menjadi jelas.
Jadi, misykat adalah jasad orang mukmin yang melingkupi hatinya, kaca ialah hati orang mukmin yang melingkupi cahaya hati yang merupakan petunjuk dari penunjuk bagi orang mukmin itu sendiri, sehingga dia mampu melihat hakikat segala sesuatu yang berjalan di atas hidayah dari Tuhannya dengan cahaya tersebut. Ini adalah Tahap Pertama dalam perumpamaan.
Tahap perumpamaan kedua ialah kaca yang melingkupi pelita atau hati yang melingkupi cahaya dan kebenderangan cahaya yang sangat cemerlang diumpamakan dengan bintang yang menerangi, di mana bintang itu diserupakan dengan mutiara karena sangat cemerlangnya cahaya bintang tersebut.
Kita perhatikan di sini, perbincangan tentang kaca dan semua pelitanya atau tentang hati dan cahayanya, seluruhnya diumpamakan dengan bintang yang mutiara (al-Kaukub ad-Durriy) sehingga pelita itu mampu bersinar. Demikian pula kacanya, ia bersinar kerana cemerlang dan putih bersih.
Perumpamaan Tahap Ketiga ialah pelita ada dalam kaca, dari mana dan dengan apa kaca itu dinyalakan? Dari mana cahaya itu didapati? Bagaimana kecahayaan nuraniyah mampu berlangsung? Dengan ungkapan lain, cahaya itu ada di dalam hati, dari mana hati itu memperoleh nuraniah? Bentuk pertolongan bagaimana yang yang diberikan kepada hati atau yang diperolehinya hingga ia bernuraniah? Apa yang menimbulkan cahaya rohani tersebut?
Allah SWT berfirman yang dinyalakan, maksudnya yang dinyalakan adalah pelita yang ada dalam kaca atau cahaya yang ada dalam hati orang mukmin dinyalakan, “dengan minyak yang dari pohon yang banyak berkatnya atau yang banyak manfaatnya. Yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula di sebelah baratnya”. Sedangkan Zaitun ialah syariat Allah.
Menurut Ibnu Kasir, kejernihan, sinar atau nuraniah yang ada dalam diri seorang mukmin diumpamakan seperti dinding kaca yang jernih lagi murni seperti permata, sedangkan al-Qurán dan syariát diumpamakan seperti minyak jernih, baik, bercahaya dan seimbang tanpa ada sedikit pun keruh.
Perumpamaan terhadap keempat pohon yang penuh berkah merupakan sumber dari cahaya hati, adalah syariat Allah yang penuh manfaat, yang merupakan sumbe dari cahaya kalbu. Dari situlah kalbu mengambil cahaya. Berapa kadar besar minyaknya? Allah befirman:
“Yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api”
Minyak itu dinyatakan jernih dan bercahaya, kata an-Nasafi kerana kilaunya hampir-hampir bersinar tanpa ada api atau tanpa dinyalakan api. Kadar besar nuraniah syariat yang memberi cahaya pada hati? Dan betapa besar cahaya hati yang diperoleh dari sinaran cahaya syariat?
Demikianlah adanya, dan kerana itulah Allah berfirman:
“Cahaya di atas cahaya”
Ini adalah perumpamaan tahap kelima. Cahaya yang diumpamakan kebenaran itu, kata an-Nasafi, seperti yang bersatu yang berlapis-lapis yang mana di dalamnya terjadi interaksi antara cahaya misykat, pelita dan minyak. Sehingga tidak ada satupun yang tinggal untuk memperkuat benderangnya cahaya, kerana pelita yang ada di dalam tempat yang sempit menyerupai lubang yang tidak tembus, di mana ia mampu menghimpun dan memadukan seluruh cahaya. Hal ini berbeda seandainya di tempat yang luas, maka sinar cahayanya akan tersebar dan berserakan. Sedangkan dinding kaca merupakan suatu yang paling banyak menambah penerangan, demikian juga dengan minyak dan kebenderangannya.
Menurut Ibnu Kasir’As-Saddi yang pernah berkata tentang firman Allah tersebut, cahaya di atas cahaya adalah cahaya api dan cahaya minyak bila bersatu akan memancarkan sinar, dan yang satu tidak akan memancarkan cahaya yang lain. Demikian pula cahaya al-Qurán dan cahaya iman bersatu padu.
Dengan demikian, perumpamaan yang Allah buat untuk menerangkan kebebasan hidayahNya telah sempurna, dan dari penjelasan tentang perumpamaan tersebut, kita tahu bahawa penunaian syariat Allah lah yang mampu memberikan cahaya iman yang abadi.
Selain itu, berdasarkan pendapat Ibnu kasir’As-Saddi juga, cahaya api dan cahaya minyak bila bersatu padu memancarkan sinar, dan tidak akan bersinar satu di antaranya tanpa yang lain. Demikian juga cahaya al-Qurán dan cahaya iman ketika bersatu padu, dan satu di antaranya tidak akan memancarkan cahaya tanpa yang lain.
Di sini, kita sudah mulai memahami bahawa kewujudan kandungan al-Qurán merupakan makanan yang kekal bagi kalbu, sebab dengan al-Qurán pelita hati akan tetap menyala terang dan akan tetap memperolehi petunjuk. Bertambahnya perpaduan cahaya hati dan pancarannya bergantung kepada kadar penunaian seseoang terhadap kandungan al-Qurán dan misykat atau jasad akan memantulkan cahaya ini sehingga jalan baginya menjadi terang dan juga bagi yang lain.
“Allah membimbing kepada cahaya-Nya kepada siapa yang dia kehendaki dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Maksudnya Allah membimbing kepada cahaya syariat-Nya atau Allah memberi hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki dari ahli Iman sehingga mereka memperolehnya dan mengikuti petunjuk yang diberikan kepada mereka.
Ayat berikutnya menjelaskan tentang tempat mereka yang hatinya dipenuhi cahaya dan hidayah:
“Di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya.”
Ketika menerangkan ayat misykat lubang yang tidak tembus yang terdapat di sebahagian rumah Allah, yaitu masjid, an-Nasafi mengulas bahwa Misykat adalah jasad orang mukmin yang hatinya adalah mencintai masjid. Dapat disimpulkan bahwa titik tolak kepada pendidikan keimanan yang tinggi adalah masjid dengan cara menyucikan diri di dalam masjid pada waktu pagi dan pada waktu petang dengan melaksanakan sholat di dalamnya. Ini adalah karena mereka adalah lelaki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula dari jual beli dari mengingat Allah, dari mendirikan sholat, dan dari membayar zakat. Mereka takut pada satu hari yang di hari itu hati penglihatan menjadi goncang.
Semoga bermanfaat..


Dialoq Rasulullah dengan Iblis

 
 
 
 
 
 
11 Votes

TUJUAN IBLIS : Ialah untuk MENYESATKAN umat manusia dan MEMBELAKANGKAN ALLAH s.w.t di dalam kehidupan supaya sama-sama menyertai Iblis. ( dalam pandangan kaum fiqih )
Sesungguhnya Iblis ditugaskan untuk memisahkan gandum yang busuk ( orang2 munafik. Musrik dan kafir )  dari gandum yang baik dan bermutu (orang2 beriman.. ihklas.. tawakkal dan taqwa )
“ Iblis  berkata : “Wahai Muhammad, aku tak bisa meyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikkan dan menggoda,”
“Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorang pun. Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya Rasul yang menyampaikan amanah. Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun dimuka bumi ini.
Aku  hanya bisa menjadi penyebab untuk orang telah ditentukan sengsara. Dan Engkua Ya Rasul Allah telah menjadi penyebab bagi orang yang bahagia /diberi rahmat .. mereka orang yang telah ditulis bahagia sejak diperut ibunya.  Dan Aku hanyalah penyebab bagi orang yang sengsara / celaka ..  mereka orang yang telah ditulis sengsara / celaka semenjak dalam kandungan ibunya.” (nafi makhluk, Isbatkan Allah)
Rasulullah SAW lalu membaca ayat berikut: “Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud : 118 – 119). Juga membaca, “Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku” (Qs Al-Ahzab :38). Iblis lalu berkata: “Wahai Rasul Allah, takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. “
Untuk itu marilah kita kenali Iblis melalui Dialog antara Rasulullah s.a.w dengan Iblis untuk kita semua lebih peka akan tindak-tanduk Iblis dalam kehidupan kita. Semoga kita semua di beri Rahmat dan Pentujuk untuk menjadi hamba yang benar-benar Ikhlas kepada Allah s.w.t.
Dialog Iblis Dan Rasulullah s.a.w – Iblis Musuh Yang Nyata dan penguji yang tersembunyi tidaklah dia berkehendak atas sesuatu.. melainkan apa yang Allah kehendaki dan perintahkan kepadanya.
“Allah membimbing kepada cahaya-Nya kepada siapa yang dia kehendaki dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?” (QS. Yunus: 99).
Dari Muadz bin Jabal, dari Ibu Abbas: Ketika kami sedang bersama Rasulullah saw di kediaman seorang sahabat Anshar, terdengar panggilan seseorang dari luar rumah, “Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku.” Rasulullah saw bersabda: “Tahukah kalian siapa yang memanggil?” Kami menjawab: “Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu.” Rasulullah melanjutkan, “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.”
catatan : Laknatullah adalah gelar tertinggi yg dianugerahkan Allah kepada Azazil
Lalu Saidina Umar bin Khattab berkata:“Izinkan aku membunuhnya wahai Rasullulah.” Rasulullah menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan untuk ini, pahamilah apa hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”
Ibnu Abbas ra berkata: pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.
Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin”
Rasulullah saw lalu menjawab: “Salam hanya milik Allah swt, sebagai makhluk terlaknat, apa keperluanmu?”
Iblis menjawab: “ Wahai Muhammad, aku datang kesini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa”.
“Siapa yang memaksamu?”
“Seorang malaikat utusan Allah mendatanganiku dan berkata: Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukan diri. Beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. Jawablah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.”
“Oleh karena itu aku sekarang mendatanganimu. Tanyalah apa yang hendak Kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”
Orang yang dibenci Iblis
Rasulullah saw lalu bertannya kepada iblis: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?” Iblis segera menjawab: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah makhluk Allah yang paling aku benci.”
“Siapa selanjutnya?” tanya Rasulullah saw.
“Pemuda yang bertaqwa memberikan dirinya mengabdi kepada Allah swt.”
“Lalu Siapa lagi?”
“Orang alim dan wara’ (loyal)”
“Lalu siapa lagi?”
“Orang yang selalu bersuci (juga merujuk kepada orang yang tetap wudu’nya).”
“Siapa lagi?”
“Seorang yang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain?”
“Apa tanda kesabarannya?”
“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang – orang yang sabar.”
“Selanjutnya apa?”
“Orang yang bersyukur”
“Apa tanda kesukurannya ?”
“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya”.
“Pandanganmu mengenai orang seperti Abu Bakar?”
“Ia tidak menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.”
“Umar Bin Khattab ?”
“Demi Allah, setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur (ketakutan).”
“Usman Bin Affan?”
“Aku Malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”
“Ali Bin Abi Thalib?”
“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. Tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali Bin Abi Thalib selalu berdzikir terhadap Allah swt)
Amalan yang Dapat Menyakiti Iblis
“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?”
“Aku merasa panas dingin dan gemetar.”
“Kenapa?”
“Sebab, setiap seorang hamba yang bersujud 1 kali kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat hamba terebut.”
“Jika seorang umatku berpuasa ?”
“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”
“Jika ia berhaji?”
“Aku seperti orang gila.”
“Jika ia membaca Al-Qur’an?”
“Aku merasakan diriku meleleh laksana timah di atas api”
“Jika ia bersedekah?”
“ Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”
“Mengapa bisa begitu ?”
“ Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”
“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?”
“Suara kuda perang dijalan Allah.”
“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”
“Taubat orang bertaubat (orang yang benar-benar taubatnya).”
“Apa yang dapat membakar hatimu?”
“Istighfar diwaktu siang dan malam.”
“Apa yang dapat mencoreng (melukakan) wajahmu?”
“Sedekah yang diam-diam (contoh mudah ialah tangan kanan bersedekah walhal tangan kiri tidak mengetahui akan sedekah tangan kanan tersebut).”
“Apa yang dapat merusak wajahmu?”
“Shalat fajar.”
“Apa yang dapat memukul kepalamu?”
“Shalat berjamaah.”
“Apa yang paling mengganggumu?”
“Majlis para ulama.”
“Bagaimana cara makanmu?”
“Dengan tangan kiri dan jariku.”
“Dimanakah kau menaungi anak-anak mu dimusim panas?”
“Dibawah kuku manusia (perintah supaya memendekkan kuku).”
Manusia Yang Menjadi Teman Iblis
Lalu Baginda Rasulullah bertanya lagi: “Siapa temanmu wahai Iblis?”
“Pemakan riba”
“Siapa sahabatmu?”
“Penzina”
“Siapa teman tidurmu?”
“Pemabuk”
“Siapa utusanmu?”
“Tukang sihir (juga merujuk kepada orang yang menyesatkan)”
“Apa yang membuatmu gembira?”
“Bersumpah dengan cerai”
“Siapa kekasihmu?”
“Orang yang meninggalkan Solat Jumaat”
“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?”
“Orang yang meninggalkan solatnya dengan sengaja”
Iblis Tidak Berdaya Dihadapan Orang yang Ikhlas
Rasullullah SAW lalu bersabda lagi: “Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan ummatku dan menyengsarakanmu.”
“Iblis segera menjawab: “Tidak. Tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga Hari Akhir. Bagaimana Kau bisa berbahagia dengan ummatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku? Demi yang menciptakan diriku dan memberikanku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang saleh, kecuali hamba Allah yang Ikhlas (Mukhlisin).”
“Siapa orang yang ikhlas menurutmu ?”
“Tidaklah Kau tahu wahai Muhammad, bahawa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat orang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjungan, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan serta hatinya masih selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku.”
Iblis dibantu oleh 70 000 anak – anaknya
Iblis berkata lagi: “Tahukah kamu wahai Muhammad, bahwa aku mempunyai 70 000 anak dan setiap anak memilki 70 000 syaitan. Sebahagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama’. Sebahagian untuk mengganggu anak-anak muda, sebahagian untuk mengganggu orang tua, sebahagian untuk menggunggu wanita tua, sebagian anakku juga aku tugaskan kepada para zahid.
Aku punya anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjamaah. Tanpanya manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjamaah.”
“Aku juga punya anak yang suka menaburkan sesuatu dimata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur hingga pahalanya terhapus.”
“Aku juga punya anak yang senang berada di lidah manusia. Jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia ceritakan kepada manusia (membangga-bangga), maka 99% pahalanya akan terhapus.”
“Pada setiap seseorang wanita yang berjalan, anakku dan syaitan duduk dipinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya.”
Iblis berkata lagi: “Keluarkan tanganmu, lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaitan pun menghiasi kukunya. Mereka, anak-anak ku selalu menyusup dan berubah
ke satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka.”
“Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa akannya.”
Berkata lagi Iblis tersebut: “Tahukah kamu wahai Muhammad? Bahwa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya sembuh seketika. Aku terus meggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.”
Cara Iblis Menggoda
Iblis menyambung ceritanya: “Tahukah kamu wahai Muhammad? Dusta berasal dari diriku. Akulah mahluk pertama yang berdusta. Pendusta adalah sahabatku. Barang siapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku. Tahukah kau Muhammad? Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa derngan nama Allah bahwa aku benar-benar menasihatinya. Sumpah dusta adalah kegemaranku. Ghibah (gosip) dan Namimah (adu domba) kesenanganku. Kesaksian palsu kegembiraanku.
Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar. Sebab barang siapa membiasakan dengan kata-kata cerai,isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. Jadi semua anak-anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu kalimat, iaitu Cerai.”
Iblis menyambung: “Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur-ngulur (melambat-lambatkan) solat, Setiap ia hendak berdiri untuk solat, aku bisikkan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia menundanya hingga ia melaksanakan solat di luar waktu, maka solat itu dipukulkannya ke mukanya.”
“Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ke telinganya lihat kiri dan kananmu, ia pun menoleh. Pada saat itu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku ucapkan ‘solatmu tidak sah’. Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul?”
“Jika ia solat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. Iapun solat seperti ayam yang mematuk beras. Jika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjama’ah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkan sebelum iamam. Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah keledai.”
Iblis menyambung lagi: “Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika ia tidak menutup mulutnya ketika menguap, syaitan akan masuk ke dalam dirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia. dan ia pun semakin taat padaku.”
Iblis berkata kepada Rasulullah: “Kebahagiaan apa untukmu, sedangkan aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat. Aku katakan padanya, ‘Kamu tidak wajib shalat, shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. Orang sakit dan miskin tidak. Jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat.’ Ia pun mati dalam kekafiran. Jika ia mati sambil meninggalkan shalat, maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan.”
“Wahai Muhammad, apakah engkau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari Islam?”
10 Permintaan Iblis Kepada Allah SWT
Rasulullah bertanya pula kepada Iblis: “Berapa yang kau pinta dari Tuhanmu?”
“10 macam”
“ Apa saja?”
“Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan. Allah berfirman, “Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak.
Dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan” (Qs Al Isra :64).
“Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan bercampur dengan riba. Aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.”
“Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah. Maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaitan.”
“Aku minta kepada Allah agar aku bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal. Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku. Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai ‘masjid’ku. Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai ‘kitab’ku.
Aku minta agar Allah memberikan saudaraku, maka ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku. Allah berfirman, “Orang-orang boros (membazir) adalah saudara-saudara syaitan. “(Qs. Al – Isra:27).
“Wahai Muhammad, aku juga meminta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku. Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia. Allah menjawab, “Silakan,” aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat. Sebahagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.”
“ Iblis  berkata lagi  : “Wahai Muhammad, aku tak bisa meyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikkan dan menggoda,”
“Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorang pun. Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya Rasul yang menyampaikan amanah. Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun dimuka bumi ini.
Aku  hanya bisa menjadi penyebab untuk orang telah ditentukan sengsara. Dan Engkua Ya Rasul Allah telah menjadi penyebab bagi orang yang bahagia /diberi rahmat .. mereka orang yang telah ditulis bahagia sejak diperut ibunya.  Dan Aku hanyalah penyebab bagi orang yang sengsara / celaka ..  mereka orang yang telah ditulis sengsara / celaka semenjak dalam kandungan ibunya.” (nafi makhluk, Isbatkan Allah)
Rasulullah SAW lalu membaca ayat berikut: “Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud : 118 – 119). Juga membaca, “Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku” (Qs Al-Ahzab :38). Iblis lalu berkata: “Wahai Rasul Allah, takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering.
Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para Nabi dan Rasul, pemimpin penduduk syurga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin makhluk-makhluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. Aku si celaka yang terusir. Ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. Dan aku tidak sesekali berbohong.”
Begitulah kisah mengenai Iblis, yang telah dipersaksikan kehadapan Baginda Rasulullah saw tanpa ada sedikit pun penipuan dalam percakapannya. Maha Suci Allah yang menciptakan berbagai-bagai ragam Makhluk-Nya. Hanya tinggal untuk membuat pilihan antara kita, sama ada jalan ‘benar’ atau jalan sebaliknya yang hendak kita pilih dalam mendapatkan Redha Allah swt.
Sumber :
Kitab Sajaratul Kaun oleh Muhyidin Ibnu Arabi