Tuesday, 6 August 2019

AL QAIYUM : ٱلْقَيُّومُۚ - YANG MAHA BERDIRI SENDIRI - YANG TERUS MENERUS MENGURUS

 قَ و مُۚ  Root

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ  - Tidak ada Tuhan yang berhak disembah
 إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ  - Kecuali Allah Yang Maha Hidup lagi Maha Kekal
ٱلْقَيُّومُۚ  - Maha Berdiri Sendiri.  ٱلْقَيُّومُۚ merupakan Sigah Mubalagah daripada Qiyam yang bermaksud, Yang Maha Kuasa dalam mengatur urusan makhluk-Nya
لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ  - Sinah ertinya mengantuk ... tidak menimpa-Nya rasa mengantuk
وَلَا نَوْمٌۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِۗ  - Milik-Nya semua yang ada di langit dan bumi, baik itu kerajaan-Nya, makhluk-Nya, mahupun hamba-Nya
مَن ذَا ٱلَّذِى  - Tidak ada seorang pun 
يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِ  - Syafaat diberikan hanya dengan keizinan Allah
يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ  - Maha Mengetahui segala sesuatu yang ada dihadapan makhluk
وَمَا خَلْفَهُمْۖ  - Termasuk urusan dunia dan akhirat
وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ  - Dan mereka tidak mengetahui sedikit pun pengetahuan Allah
إِلَّا بِمَا شَآءَۚ  - Kecuali Allah mengajar mereka tentang pengetahuan tersebut melalui berita yang dibawa para rasul
وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَۖ
Kursi-Nya luas (meliputi) langit dan bumi
وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
Dan Dia tidak merasa berat memlihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar



===============================================

ٱقَومُۚ Lemma/Derivative


Allah SWT mempunyai nama  ٱلْقَيُّومُۚ yang bemaksud hanya Dia Yang Maha Berdiri Sendiri, dan Yang Maha Kekal dengan kesempurnaan dan sifat-Nya yang terus ada. Kekal selama-lamanya tanpa ada perubahan ataupun kesan. Dia-lah Yang Maha Berdiri Sendiri dalam mengurus makhluk-Nya, mengembangkan mereka, memberi rezeki kepada mereka, menetapkan umur dan ajal mereka, serta perbuatan mereka. Dia-lah Yang Maha Mengetahui tempat tinggal dan tempat perpisahan mereka. Dia-lah Yang Maha Mengadakan segala sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Tidak ada sesuatu yang terbayang atau sesuatu yang kekal, kecuali Allah SWT.

Seorang Muslim yang mengesakan Allah dengan nama ini hendaklah hatinya yakin bahawa Allah Maha Berdiri Sendiri dalam menegakkan keadilan dan dalam mengurus segala perkara. Maha Tunggal dalam kehendak dan takdir-Nya. Ketetapan segala sesuatu adalah milik-Nya. Dia tidak menurunkan ketetapan kecuali dengan sukatan yang telah diketahui-Nya. Dia-lah Yang Maha Menanggung semua urusan dan memberikan rezeki sehingga seorang hamba yang mengesakan Allah hanya bersandar kepada-Nya dalam segala sesuatu, menyerahkan kepercayaan hanya kepada-Nya, dan bersabar atas apa yang menimpanya. Dia tidak rakus terhadap sesuatu yang bukan daripada Allah. Dia tidak menghadap kecuali hanya pada-Nya, tidak mengakui kurniaan yang diperolehinya kecuali kerana kehendak-Nya, tidak melihat kesengsaraan yang menimpanya kecuali ada hikmah-Nya, dan tidak menahan dan memberi sesuatu kecuali kerana kekuasaan-Nya sehingga manusia akan banyak berzikir dan berdoa pada-Nya, lebih lebih lagi ketika dilanda kebimbangan atau ditimpa bencana.

{Dr. Mahmud Abdurrazak Ar-Ridwani, Ad-Du'au bi'l Asmai'il Husna, 2005:54}.

=======================================

Daripada Ubay bin Ka'ab, dia berkata, "Rasululullah SAW bersabda, "Hai Abu Munzir! Tahukah kamu ayat manakah di antara ayat-ayat al-Quran yang ada padamu yang paling agung?" Aku menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.' Baginda bertanya lagi, "Hai Abu Munzir, tahukah kamu ayat manakah di antara ayat-ayat al-Quran yang ada padamu yang paling utama?" Aku menjawab, {.... Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup, yang terus menerus mengurus [makhluk-Nya] ...} - (Surah al-Baqarah, 2:255) Lalu Baginda menepuk dadaku seraya bersabda, "Semoga dadau dipenuhi dengan ilmu, wahai Abu Munzir!" (Hadis Riwayat Muslim)

Hadis di atas mengandungi beberapa hal:

(a) Terdapat sebahagian al-Quran yang lebih utama dibandingkan dengan ayat yang lain.
(b) keagungan ayat Kursi lebih kerana memiliki kandungan yang sangat agung yakni tentang sifat-sifat Allah Yang Maha Berdiri.
(c) Memuji seseorang dihadapannya diperbolehkan dengan syarat tidak menimbulkan sifat membanggakan diri.

{Dr Mustafa Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyadis Salihina, Juz 2, 1407 H/1987 M:758}

=====================================

Anas r.a. berkata, 'Jika suatu urusan membuat Rasulullah SAW merasa berduka, dalam suatu riwayat : jika suatu urusan menyerangnya, baginda membaca, " Wahai Yang Maha Hidup, Yang Maha Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan kepada Mu " (Sahibu'l Jami' 4777)

=====================================
DOA ASMA'UL HUSNA

Di antara doa yang menyebut nama Allah ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Anas r.a.
Anas bin Malik r.a. meriwayatkan, “Suatu ketika, aku sedang duduk, sementara di dekat Rasulullah SAW terdapat seseorang yang sedang sholat. Sesudah rukuk, sujud dan ber-tasyahhud, ia lalu berdoa dengan doa ini:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لاَ إِلَهَ إَلاَّ أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيْعُ السَّمٰوَاتِ وَاْلأَرْضِ ذَاالْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ
`allaahumma `innî `as`aluka bi`anna lakal-hamda, lâ `ilâha `illâ `antal-mannân, badî'us-samâwâti wal-`ardh, dzal-jalâli wal-`ikrâm, yâ hayyu yâ qayyûm, inni as aluka

"Ya Allah, Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu hanya milik-Mu segala puji, tiada Tuhan kecuali hanya Engkau, Yang Maha Pemberi anugerah, Pencipta langit dan bumi, wahai Yang maha Gagah dan Maha Mulia, wahai Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, sesungguhnya aku memohon pada Mu"(HR al-Tirmidzi .... Misykatul Masabih 2290)

Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabatnya, "Tahukah kalian dengan apa dia berdoa?"
Para sahabat menjawab, ‘Hanya Allah dan rasul-Nya lebih tahu.”
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Demi Dzat yang diriku berada dalam genggaman kekuasaan-Nya, sungguh dia berdoa dengan menggunakan nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang agung, yang apabila digunakan berdoa kepada-Nya, niscaya Dia mengabulkan. Dan apabila digunakan meminta kepada-Nya niscaya pula Dia memberi."

Doa kita juga merupakan dzikirullah. Dengan menyebut nama-nama-Nya yang Maha Agung dan Maha Suci, sebenarnya kita sedang menghidupkan hati agar selalu mengingat Allah, selalu bersyukur kepada-Nya dan memuji-Nya terus menerus. Dengan menyebut nama-nama Allah yang indah menunjukkan bahawa doa adalah pujian, seperti disebutkan dalam ayat Al-Quran, “Katakanlah, ‘Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaul husna dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” (QS Al Isra [17]: 110).

Ayat ini memberi tuntunan bahawa jika kita berdoa sebaiknya menggunakan Asma'ul Husna yang merupakan pujian pada Allah. Kita menyebutnya “Ya Razzaq...! “Ya Rahman...!” “Ya Ghaniyyu” dan sebagainya.
Dengan menyebut nama-nama-Nya, seolah-olah kita memanggil dan berkomunikasi langsung kepada Allah. Sebab, meskipun kita tidak mampu mendengarkan jawapan Allah secara langsung dalam bentuk suara, tapi yakinlah bahawa Allah Maha Mendengar.

Allah tak pernah salah dalam mendengar orang-orang yang sedang berdoa. Maka, hayati dan fahami Asmaul Husna sebagai bentuk ibadah dan pendekatan kepada Allah. Jika kita tak pernah memanggil-manggil-Nya dalam berdoa, tak pernah memahami siapa sebenarnya yang kita panggil, tak pernah mendekati Allah dengan ibadah, apakah kita tidak malu meminta dan memohon kepada-Nya? Semoga kita memahami makna doa dan Asmaul Husna dengan baik, serta dalam mengamalkan makna-makna Asmaul Husna dalam kehidupan kita.

=============================

No comments:

Post a Comment