29/02/2016, 07:09 - Syoteng: KISAH INSAFNYA SEORANG ULAMA
WAHABI DAN AKHIRNYA MENJADI SEORANG SUFI
Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-’Utsaimin seorang ulama Wahabi
yang sangat terkenal mempunyai seorang guru yang sangat alim dan karismatik di
kalangan kaum Whhabi, iaitu Syaikh Abdurrahman Bin Nashir Al-Sa’di, yang
dikenal dengan panggilan Syaikh Ibnu Sa’di. Ia memiliki banyak karangan, di
antaranya yang paling terkenal adalah
karyanya yang berjudul,Taisir al-Karim al-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan,
kitab tafsir setebal 5 jilid, yang mengikuti manhaj pemikiran Wahhabi. Meskipun
Syaikh Ibnu Sa’di, termasuk ulama Wahabi yang ekstrim, ia juga seorang ulama
yang mudah insaf dan mahu mengikuti kebenaran, dari manapun kebenaran itu
datangnya.
Suatu ketika, Al-Imam Al-Sayyid ‘Alwi Bin Abbas Al-Maliki
Al-Hasani (ayahanda Abuya Al-Sayyid Muhammad Bin ‘Alwi Al-Maliki) sedang
duduk-duduk di serambi Masjid al-Haram bersama halaqah pengajiannya. Sementara
di bahagian lain serambi Masjidil Haram tersebut, Syaikh Ibnu Sa’di juga
duduk-duduk. Sementara orang-orang di Masjidil Haram larut dalam ibadah shalat
dan tawaf yang mereka lakukan.
Pada saat itu, langit di atas Masjidil Haram penuh dengan
mendung sepertinya sebentar lagi akan turun hujan yang sangat lebat. Tiba-tiba
air hujan itu pun turun dengan lebatnya. Akibatnya, saluran air di atas Ka’bah
mengalirkan airnya dengan derasnya. Melihat air begitu deras dari saluran air
di atas kiblat kaum Muslimin yang terdiri dari orang-orang Hijaz seperti kebiasaan
mereka, segera berhamburan menuju saluran itu dan mengambil air tersebut dan
kemudian mereka tuangkan ke baju dan tubuh mereka dengan harapan mendapatkan
berkah dari air itu.
Melihat kejadian tersebut, para anggota polis Kerajaan Saudi
Arabia, yang sebahagian besar berasal dari orang Baduwi daerah Najd itu,
menjadi terkejut dan menganggap bahwa orang-orang Hijaz tersebut telah
terjerumus dalam kesyirikan dan menyembah selain Allah SWT. Akhirnya anggota
polis itu berkata kepada orang-orang Hijaz yang sedang mengambil berkah air
hujan yang mengalir dari saluran air Ka’bah itu:
“Jangan kalian lakukan wahai
orang-orang musyrik. Itu perbuatan syirik. Itu perbuatan syirik.”
Mendengar teguran anggota polis itu, orang-orang Hijaz itu
pun segera menuju ke halaqah Al-Imam Al-Sayyid ‘Alwi Al-Maliki Al-Hasani dan
menanyakan tentang hukum mengambil berkah dari air hujan yang mengalir dari
saluran air di Ka’bah itu. Ternyata Sayyid ‘Alwi membolehkan dan bahkan
mendorong mereka untuk melakukannya. Akhirnya untuk yang kedua kalinya,
orang-orang Hijaz itu pun kembali lagi menuju saluran air di Ka’bah itu, dengan
tujuan mengambil berkah air hujan yang jatuh darinya, tanpa mengindahkan
teguran para anggota polis itu. Bahkan mereka berkata kepada anggota polis itu:
“Kami tidak akan memperhatikan
teguran Anda, setelah Sayyid ‘Alwi berfatwa kepada kami tentang kebolehan
mengambil berkah dari air ini.”
Akhirnya, melihat orang-orang Hijaz itu tidak mengindahkan
teguran, anggota polis itu pun segera mendatangi halqah Syaikh Ibnu Sa’di, guru
mereka. Mereka mengadukan perihal fatwa Sayyid ‘Alwi yang menganggap bahwa air
hujan itu ada berkahnya. Akhirnya, setelah mendengar laporan anggotavpolis yang
merupakan anak buahnya itu, Syaikh Ibnu Sa’di segera mengambil selendangnya dan
bangkit menghampiri halqahSayyid ‘Alwi dan duduk di sebelahnya. Sementara
orang-orang dari berbagai golongan, berkumpul mengelilingi kedua ulama besar
itu. Dengan penuh sopan dan layaknya seorang ulama, Syaikh Ibnu Sa’di bertanya
kepada Sayyid ‘Alwi:
“Wahai Sayyid, benarkah Anda berkata
kepada orang-orang itu bahwa air hujan yang turun dari saluran air di Ka’bah
itu ada berkahnya?”
“Benar. Bahkan air tersebut memiliki
dua berkah.”Syaikh Ibnu Sa’di berkata:
“Bagaimana hal itu boleh terjadi?”
“Karena Allah SWT berfirman dalam
Kitab-Nya tentang air hujan:
“Dan Kami turunkan dari langit air
yang mengandung berkah.” (QS. 50:9).
Allah SWT juga berfirman mengenai Ka’bah:
“Sesungguhnya rumah yang pertama
kali diletakkan bagi umat manusia adalah rumah yang ada di Bekkah (Makkah),
yang diberkahi (oleh Allah).” (QS. 3:96).
Dengan demikian air hujan yang turun dari saluran air di
atas Ka’bah itu memiliki dua berkah, yaitu berkah yang turun dari langit dan
berkah yang terdapat pada Baitullah ini.
Mendengar jawaban tersebut, Syaikh Ibnu Sa’di merasa hairan
dan kagum kepada Sayyid ‘Alwi. Kemudian dengan penuh kesedaran, mulut Syaikh
Ibnu Sa’di itu melontarkan perkataan yang sangat mulia, sebagai pengakuannya
akan kebenaran ucapan Sayyid ‘Alwi:
“Subhanallah (Maha Suci Allah),
bagaimana kami boleh lalai dari kedua ayat ini.”
Kemudian Syaikh Ibnu Sa’di mengucapkan terima kasih kepada
Sayyid ‘Alwi dan meminta izin untuk meninggalkan halqah tersebut. Namun Sayyid
‘Alwi berkata kepada Syaikh Ibnu Sa’di:
“Tenang dulu wahai Syaikh Ibnu
Sa’di. Aku melihat anggota polis itu menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh
kaum Muslimin dengan mengambil berkah air hujan yang mengalir dari saluran air
di Ka’bah itu sebagai perbuatan syirik. Mereka tidak akan berhenti mengkafirkan
orang dan mensyirikkan orang dalam masalah ini sebelum mereka melihat orang
yang seperti Tuan melarang mereka. Oleh kerana itu, sekarang bangkitlah Tuan
menuju saluran air di Ka’bah itu, lalu ambillah air di situ di depan anggota
polis itu, sehingga mereka akan berhenti mensyirikkan orang lain.”
Akhirnya mendengar saranan Sayyid ‘Alwi tersebut, Syaikh
Ibnu Sa’di segera bangkit menuju saluran air di Ka’bah. Ia basahi pakaiannya
dengan air itu, ia pun mengambil air itu
untuk diminumnya dengan tujuan mengambil berkahnya. Melihat tingkah laku Syaikh
Ibnu Sa’di ini, anggota polis itu pun pergi meninggalkan Masjidil Haram dengan
perasaan malu.
Semoga Allah SWT merahmati Sayyidina Al-Imam ‘Alwi bin
‘Abbas Al-Maliki Al-Hasani. Amin.
Kisah ini disebutkan oleh Syaikh Abdul Fattah Rawwah, dalam
kitab Tsabat (kumpulan sanad-sanad keilmuannya). Beliau termasuk salah seorang
saksi mata kejadian itu.
Ruj : KH Muhammad Idrus Ramli.
29/02/2016, 07:14 - Bang Bosa: Assalaamualaikum Tuan Syeikh
Shahruddin ibn Syeikh Salim ibn Sheikh Salleh, selamat datang menceriakan
wassap Metafizik Islam keluarga besar DSHMNA ini.
29/02/2016, 07:21 - Bang Bosa:
http://tamansufi.tripod.com/puisi.html
29/02/2016, 07:21 - Bang Bosa: PUISI SUFI👆
29/02/2016, 11:39 - Syoteng: Waalaikumsalam Tuan Bosa
Zaharuddin Abdullah
No comments:
Post a Comment